Kupas Tuntas Berinvestasi dengan Deposito dan Emas

Deposito-resized

Kupas Tuntas Berinvestasi dengan Deposito dan Emas

Share on facebook
Share on twitter
Share on pinterest
Deposito-resized
Share on facebook
Share on twitter
Share on pinterest

Deposito atau deposito berjangka umumnya merupakan investasi paling mudah bagi pemula. Sebab anda hanya perlu menyetor sejumah uang dan memilih tenor deposito. Investasi deposito memberikan keuntungan berupa bunga. Suku bunga deposito dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kondisi ekonomi, suku bunga acuan Bank Indonesia dan kinerja perbankan itu sendiri. Suku bunga deposito berjangka saat ini tahun 2020 sekitar 5-6%. Setelah memilih tenor deposito, anda tidak diperbolehkan mengambil uang anda dalam jangka waktu tertentu. Deposito lemah terhadap inflasi, jika inflasi semakin tinggi maka nilai riil uang anda semakin menurun. Inflasi Agustus 2020 sebesar 1,32% yoy. Jika anda memilih deposito dengan bunga 6% maka keuntungan yang akan didapat kurang dari 4,7% (dari nominal deposito anda) sebab masih dikenakan pajak. Keamanan investasi ini sangat terjamin karena uang yang anda setorkan ke bank akan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), jumlah maksimal 2 miliar rupiah.

Selanjutnya kita ulas instrumen investasi lainnya yaitu emas atau logam mulia. Emas merupakan investasi yang paling liquid (mudah dicairkan kembali). Sepanjang sejarah, harga emas memiliki tren meningkat seiring pergerakan harga emas di pasar global. Emas dapat melindungi nilai aset anda. Investor pemula dapat mencoba instrumen investasi yang satu ini. Selain mudah, emas merupakan instrumen investasi pilihan sebab harganya cenderung stabil dan naik meskipun tidak setinggi harga saham. Anda dapat memulai investasi melalui tabungan emas atau langsung dalam bentuk fisik logam mulia. Namun jika dibandingkan dengan instrumen investasi lain, keuntungan dari investasi emas cenderung kecil hanya berasal dari selisih harga beli dan harga jual.

Kira-kira mana yang lebih ideal emas perhiasan atau batangan? Emas batangan lebih ideal dibandingkan emas perhiasan karena kestabilan harga dan harga jual yang lebih tinggi. Emas perhiasan terhitung aset konsumsi namun memiliki harga jual tinggi.

BACA JUGA  FIRST LOCKDOWN in 2021: Is It Possible For Economic Recovery in INDONESIA?

Emas sering disebut safe heaven yaitu investasi yang dapat dipertahankan saat keadaan ekonomi bergejolak. Bagi anda yang memiliki dana minim, anda bisa mencoba tabungan emas. Saat kita membeli emas secara fisik, uang anda harus mencukupi jumlah nominal emas minimal 1 gram. Namun jika menabung emas, dana yang masuk ke tabungan akan dikonversi dengan emas sesuai dengan harga beli saat itu. Misal harga emas saat ini Rp 955.000/gram maka jika anda menabung sebesar Rp 100.000 maka uang anda akan dikonversikan menjadi kira-kira 0,1 gram emas.

Prinsip inilah yang ingin saya gunakan untuk ‘membekukan’ uang sekolah anak. Mengitung biaya pendidikan 5 sampai 10 tahun mendatang, mengumpulkan uang, berinvestasi dalam emas dan pada waktunya dapat diuangkan dengan mudah saat memerlukan dana untuk keperluan pendidikan.

Bagaimana nasib kedua instrumen investasi ini di masa pandemi? Pada Juli 2020, Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan BI 7-days Reverse Repo Rate atau sering kita sebut BI7DRR sebesar 25 bps menjadi 4,75%. Ini merupakan suku bunga acuan terendah selama 4 tahun terakhir sejak Bank Indonesia menggunakan BI7DRR. Kebijakan tersebut adalah upaya bank sentral untuk pemulihan ekonomi negara di masa pandemi. Turunnya suku bunga acuan ini berdampak pada suku bunga investasi salah satunya deposito. Suku bunga deposito turun maka imbal hasil yang didapatkan para investor juga mengalami penurunan. Oleh sebab itu diversifikasi aset penting untuk dilakukan.

Di sisi lain, karena pandemi yang terus meluas, harga emas melejit mencapai tingkat tertinggi Rp 1.012.000 pada Agustus 2020 semula Rp 799.000 pada awal tahun 2020. Peningkatan harga emas ini dipicu ketidakpastian ekonomi, harga emas dunia dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar. Penurunan suku bunga acuan menyebabkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar padahal apabila nilai tukar melemah maka harga emas akan naik berlaku sebaliknya. Gejolak harga emas dunia dapat diredam dengan penguatan nilai tukar rupiah. Kenaikan harga emas mengindikasikan bahwa para investor berbondong-bondong membeli emas sebab instrumen investasi yang sebelumnya dipilih tidak aman lagi. Dengan kata lain emas sebagai pelarian untuk melindungi nilai aset yang dimiliki. Beberapa saat lalu harga emas sempat mengalami penurunan namun melihat pandemi yang tak kunjung usai ada kemungkinan harga emas akan kembali meroket.

Website ini berisi berita, resep masakan, dan tips serta trik keuangan untuk Anda. Kami memberikan berita terupdate serta terkini. Jika Anda siap melakukan perubahan gaya hidup, sedang mencari motivasi, atau hanya membutuhkan dorongan untuk mencapai tujuan tertentu, kemungkinan besar website ini cocok untuk Anda.

Share on facebook
Share on whatsapp
Share on pinterest